Jumat, 23 November 2012

Seorang tukang air di desa terpencil memiliki dua tempayan besar.
Masing-masing bergantung pada kedua ujung sebuah pikulan yang
dibawa menyilang pada bahunya. Satu dari tempayan itu retak,
sedangkan tempayan satunya lagi tidak. Jika tempayan yang tidak
retak itu selalu terisi air yang penuh dari mata air menuju ke rumah
majikan si tukang air tadi,maka tempayan itu hanya dapat air setengah penuh. Selama dua tahun, hal ini terjadi setiap hari. Si tukang air hanya
dapat membawa Satu setengah tempayan air ke rumah majikannya.
Tentu saja si tempayan yang tidak retak merasa bangga akan
prestasinya, karena dapat menunaikan tugasnya dengan sempurna.
Namun si tempayan retak yang malang itu merasa malu sekali akan
ketidaksempurnaannya, dan merasa sedih sebab ia hanya dapat memberikan setengah dari porsi yang seharusnya dapat
diberikannnya. Setelah dua tahun tertekan oleh kegagalan pahit ini, tempayan
retak itu berkata kepada si tukang air,
“Saya sungguh malu pada diri saya sendiri, dan saya ingin mohon
maaf kepadamu.”
“Kenapa?” tanya si tukang air, “Kenapa kamu merasa malu?”
“Saya hanya mampu, selama dua tahun ini, membawa setengah porsi air dari yang seharusnya dapat saya bawa karena adanya retakan
pada sisi saya dan telah membuat air yang saya bawa bocor sepanjang
jalan menuju rumah majikan kita. Karena cacadku itu, saya telah
membuatmu rugi.” Kata tempayan itu. Si tukang air merasa kasihan pada si tempayan retak, dan dalam
belas kasihannya, ia berkata,
“Jika kita kembali ke rumah majikan besok, aku ingin kamu
memperhatikan bunga-bunga indah di sepanjang jalan.” Benar, ketika mereka naik ke bukit, Si tempayan retak
memperhatikan dan baru menyadari bahwa ada bunga-bunga indah di
sepanjang sisi jalan, dan itu membuatnya sedikit terhibur. Namun
pada akhir perjalanannya, Ia kembali sedih karena separuh air yang
dibawanya telah bocor, dan kembali tempayan retak itu meminta
maaf pada si tukang air atas kegagalannya. Si tukang air berkata kepada tempayan itu,
“Apakah kamu memperhatikan adanya bunga-bunga di sepanjang
jalan di sisimu tapi tidak ada bunga di sepanjang jalan di sisi
tempayan yang lain yang tidak retak itu? Itu karena aku selalu
menyadari akan cacadmu. Dan aku memanfaatkannya. Aku telah
menanam benih-benih bunga di sepanjang jalan di sisimu, dan setiap hari jika kita berjalan pulang dari mata air, kamu mengairi benih-
benih itu. Selama dua tahun ini aku telah dapat memetik bunga-
bunga indah itu untuk menghias meja majikan kita. Tanpa kamu
sebagaimana kamu ada, majikan kita tak akan dapat menghias
rumahnya seindah sekarang. RENUNGAN :
“Setiap dari kita memiliki Cacad dan kekurangan kita sendiri. Kita
semua adalah tempayan retak. Namun jika kita mau, Tuhan akan
menggunakan kekurangan kita untuk menghias-Nya. Di mata Tuhan
yang bijaksana, tak ada yang terbuang percuma. Jangan takut akan
kekuranganmu. Kenalilah kelemahanmu dan kamu pun dapat menjadi sarana keindahan Tuhan. Ketahuilah, didalam kelemahan
kita, kita menemukan kekuatan kita. " if you think that you're nothing
before Me you are something beautiful
you think that you can't do anything
but you can do a lot of things with Me * Me : God Almighty

Jumat, 09 November 2012

Ada orang-orang yang kurang percaya diri. Biasanya mereka disebut minder. Tapi ada juga yang sama sekali tak dapat menerima dirinya, yang tak bisa menyukai diri sendiri, yang selalu menemukan sesuatu di dalam diri yang membuatnya tidak puas... bahkan membenci dirinya sendiri! Saya tidak tahu mereka itu disebut apa. Tapi ternyata cukup banyak orang yang terkena “virus” itu dan masa kini penyebarannya telah mencapai tingkat wabah! Menyedihkan, namun sungguh itulah yang merampas kebahagiaan sejati dari banyak orang.

Masalahnya adalah jika kita tidak bisa menerima diri sendiri apa adanya, dan bahkan tidak bisa menyukai diri kita, maka kita mulai mencari topeng, alias suatu alternatif yang akan membuat kita merasa nyaman. Misalnya koleksi barang bermerek. Ada orang-orang yang menjadikan barang-barang branded itu sebagai simbol statusnya. Seorang pemilik handphone Vertu, handphone fashion yang harganya bisa sampai ratusan juta, saat ditanya mengapa dia punya hape mahal seperti itu, menjawab, “Ya gimana ya, barang kayak gini kan jarang, limited, jadi kalo kita punya, wah kesannya sih keren. Kita merasa hebat dan berharga karena barangnya berharga!” Bagi orang ini, barang dan aksesori menentukan identitasnya!

Ada seorang yang bangga menjadi pemilik mobil BMW. Setelah dia dapat tempat parkir, dia sedang keluar dari mobilnya dan tiba-tiba ada mobil lain dari belakang datang dengan kecepatan sangat tinggi menabrak dan menghancurkan pintu mobilnya bersama dengan seluruh lengannya! Saat polisi datang untuk memeriksa kecelakaan, mereka melihat pria ini berteriak dengan histeris sambil memandang mobilnya itu, “Ya ampun, mobil saya! Mobil saya! Hancur!” Seorang polisi menyapanya, “Maaf Bapak, apa Bapak tidak sadar kehilangan lengannya?” Saat ia melihat bahwa memang tangannya sudah tidak ada, ia berteriak, “Ya ampun, dimana jam-tangan Rolex saya?” Kita bisa menjadi begitu terobsesi dengan yang tidak penting sehingga kita kehilangan fokus dan prioritas! Dan akhirnya itulah yang menjadi kacamata gelap yang mewarnai pandangan kita baik terhadap diri sendiri maupun terhadap sesama.

Jadi mengapa kita harus sungguh-sungguh menyukai dan mengasihi diri sendiri apa adanya? Karena kita begitu disukai dan dikasihi Tuhan apa adanya. Bagi Dia kita lebih penting dari segalanya dan kita sangat berharga di mata-Nya. Dalam beberapa hari yang akan datang ini, yang kita sebut Pekan Suci, kita akan merenungkan dan merayakan bersama bukti dari Cinta Kasih itu.

Jelas kita ini ada tempat yang istimewa di dalam Hati Tuhan. Jika kita begitu dikasihi-Nya, tak ada alasan lagi untuk memakai topeng atau barang yang branded.